SELAMAT DATANG DI BLOG NAGARI "BATU PALANO" ......
 - Imbauan Bagi Anak Nagari Untuk Berpartisipasi Dalam Blog Ini
     Web ini adalah milik kita smua..milik anak nagari Batu Palano yang berfungsi sebagai wadah/sarana untuk bersilaturahmi antara satu dengan yang lainnya
     Kami mengimbau kepada seluruh sanak saudaro dimana pun berada untuk dapat berpartisipasi dalam web ini untuk mengirimkan artikel2 yang berguna bagi kita semua dan juga informasi2 bagi sanak saudara kita yang mkn membutuhkannya baik kabar sukacita maupun duka cita atau hal2 lainnya..
    Semua yang akan dikirimkan pasti akan kami post kan , alamat post dapat di e-maikan ke: syafrizal89@yahoo.com. Saran dan sumbangan fikiran dari sanak saudara kami harapkan untuk kemajuan kita bersama....

Wednesday, December 31, 2008

- RUSLI NAS DT PADO SAIH PUTRA BATU PALANO CALEG PPP DAERAH Tk I PILIHAN BUKITTINGGI,AGAM,PADANG PARIAMAN


Dapil Sumbar IV (Bukittinggi, Agam, Padangpariaman, Kota Pariaman)

Centang NO :
2. Ruslinas Dt. Pado Saih

Mohon doa restu dan dukungan dari segenap warga Batu Palano baik yang dikampung maupun yang dirantau.

Baca Selengkapnya......

- MEROKOK, SENGSARA DIBALIK "NIKMAT"


MEROKOK, SENGSARA DIBALIK "NIKMAT"

Seringkali kita mendengar sebagian orang, kerabat, saudara, atau bahkan kita sendiri, sulit menghentikan kebiasaan merokok.
Alasannya, merokok memberikan kenikmatan, bahkan manfaat tersendiri bagi 'penggemar'nya sehingga berat rasanya untuk ditinggalkan. Tapi, benarkah kenikmatan merokok membawa manfaat?

BERMULA SEBAGAI OBAT

Menurut sejarahnya, bahan dasar rokok yaitu tembakau, memang digunakan sebagai obat. Christoper Columbus, penjelajah dan penemu benua Amerika, dalam jurnalnya
mencatat bahwa tembakau pertama kali digunakan oleh penduduk asli Amerika Selatan untuk pengobatan.

(Cari, ada apa di tembakau?)

REKAYASA KIMIA

Soal manfaat 'positif ' rokok bagi para perokok ini juga diakui dokter spesialis paru-paru, Dr. Pradjna Paramita, Sp.P. Menurut dokter yang juga aktivis Yayasan Asma, Jakarta ini, memang banyak perokok yang merasakan peningkatan konsentrasi, mood, kemampuan belajar, mengurangi stress dan lelah, serta kemampuan memecahkan masalah saat mengisap sebatang rokok.

Namun nikotin, seperti halnya obat doping pada umumnya, sebenarnya juga zat kimia beracun, bahkan sangat beracun. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan karena menyebabkan kegagalan pernapasan. Tapi pada rokok masalah utamanya bukan nikotin, karena dosisnya sudah dibuat seaman mungkin untuk sekadar menciptakan efek ketagihan.

DR. Jeffrey S. Wigand, mantan Wakil Presiden Penelitian dan Pengembangan Brown & Williamson (B&W) Tobacco Corporation, AS, mengatakan, saat ini komposisi rokok bukan lagi sekadar campuran antara tembakau dan cengkih - cengkihnya malah sudah hilang sama sekali - melainkan ada semacam rekayasa kimia ammonia yang ditingkatkan keasamannya. Rekayasa ini membuat nikotin dalam tembakau jadi lebih cepat diserap oleh paru-paru, dan akhirnya akan berefek ke otak dan system syaraf.

Presiden lembaga swadaya masyarakat "Smoke-Free Kids" ini juga menemukan efek penambahan citarasa yang membahayakan paru-paru, yaitu unsur gliserol. Bahan yang terbuat dari lemak hewani/nabati (rasanya manis) dan dicampurkan pada tembakau sebagai pelembab, tapi bila dibakar, gliserol ternyata berubah unsur kimiawinya menjadi acrolein (zat asam yang amat tajam). Zat ini, menurut American Council on Science and Health, dapat menyebabkan peradangan paru-paru yang memicu kanker paru.

Tak heran bila data statistik WHO yang dipublikasikan tanggal 28 Mei 2002 menyebutkan bahwa aktivitas merokok telah membunuh 1 dari 10 orang dewasa di dunia tiap tahun, dan itu setara 4 juta kematian perokok. Bahkan jika trennya tak berubah, tahun 2030 nanti ajal akan menjemput 1 dari 6 perokok.
(sumber : Parents Guide)

Baca Selengkapnya......

Saturday, December 20, 2008

- Cerdas Saja Tidak Cukup

Cerdas Saja Tidak Cukup
       Dini dan Doni baru saja lulus dari universitas. Doni mengambil penelitian tentang jamur, sedang Dini memilih bakteri. Keduanya sama-sama bekerja keras sampai rela menginap berbulan-bulan di laboratorium mikrobiologi untuk menyelesaikan penelitiannyt Disamping pekerja keras, keduanya adalah mahasiswa pintar, bedanya prestasi akademis Dini jauh lebih menonjol dibanding Doni. Dini adalah mahasiswa dengan prestasi akademis yang sangat cemerlang, masih ditambah segudang prestasi non akademis yang tak kalah meyakinkan.
Predikat cum laude dan segepok piagam serta sertifikat yang dimilikinya membuat hampir semua teman sekampus yakin Dini akan melangkah pasti menuju dunia kerja, jauh meninggalkan Doni yang prestasinya tak begitu menonjol

      Namun kenyataan berbicara lain. Hanya dalam waktu kurang dari satu bulan Doni diterima di sebuah pabrik negatif film. Dini baru diterima di sebuah Bank 6 bulan kemudian. Bukan itu saja, Doni masih terus mendapat tawaran kerja dari beberapa perusahaan yang pernah dilamarnya. Hal yang tak pernah dialami Dini.

Mengapa?

      Dini memang lebih pintar dari Doni, tetapi Dini tak memiliki sebuah ketrampilan yang dimiliki Doni. Yaitu ketrampilan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki!.

Dini sekedar cerdas saja, tapi tak tahu cara memanfaatkan kemampuan akademisnya yang luar biasa. Ibarat pelari cepat, Dini hanya mampu memenangkan kejuaraan lari bila diselenggarakan di stadion khusus untuk lari. Namun bila harus bertanding lari di alam bebas, Dini akan kalah. Meskipun larinya sangat cepat, Dini hanya tahu cara berlari di jalan raya. Sama sekali tak terpikirkan untuk lari melewati jalan pintas, menerobos gang-gang kecil, menyeberang sungai, melintasi sawah agar sampai ke tujuan lebih cepat. Akibatnya Dini dengan mudah dikalahkan oleh pelari-pelari yang kecepatannya jauh di bawah dirinya.

      Berbeda dengan Dini, Doni tak hanya mengandalkan informasi lowongan kerja yang ada di kampus dan di koran-koran. Doni dengan seksama mempelajari perusahaan-perusahaan yang dia perkirakan membutuhkan keahliannya. Pabrik negatif film yang ngeri melihat serangan jamur pada gulungan negatif filmnya; pabrik kertas yang kebingungan saat gulungan kertasnya putus-putus karena ditumbuhi jamur; produsen gandum yang ingin gudangnya bebas jamur; produsen makanan yang ingin makanannya bebas bakteri dan jamur; sebuah museum lukisan di Singapura yang ingin melindungi koleksinya dari serangan jamur; bahkan industri petrokimia yang sangat antusias ingin merekrut Doni setelah dikirimi presentasi tentang pengolahan limbah menggunakan mikrobia yang memakan biaya murah dan prosesnya lebih cepat dibanding cara konvensional.

     Doni mampu mengoptimalkan penerapan keahlian yang dimilikinya sehingga mendapat respon positif dari banyak perusahaan. Ketrampilan menggunakan kecerdasan adalah kuncinya. Cerdas saja tidak cukup, harus dilengkapi juga dengan usaha memperluas wawasan dan melatih kemampuan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang agar kemampuan akademis dapat diterapkan di dunia nyata (c-45 bandung)

Baca Selengkapnya......

Wednesday, December 17, 2008

- PERBEDAAN PERSEPSI

PERBEDAAN PERSEPSI
Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya

- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka

Jawab anak yang bungsu :
"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".

"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama

Jawab anak sulung :
"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal
tidak susut".

"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."

"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda.

Baca Selengkapnya......

Tuesday, December 9, 2008

Monday, December 8, 2008

- "BEAUTIFUL MINANG" TUJUAN WISATA


Indonesia begitu besar, penduduknya 30 kali Austria ataupun Swiss . Turis yang mengunjungi Austria 19 juta orang per tahun. 2,5 kali penduduknya, mereka membelanjakan 14 milyard

dollar di sana. Kalau mau dianalogikan, maka ranah Minanglah yang mampu menandingi keindahan dan daya tarik turis dari kedua negara tersebut. Maka tidak mustahil turis yang masuk ranah Minang juga 2,5 kali jmlah penduduk daerah ini atau 10 juta orang per tahun. Maka, turisme saja, bila berandai-andai, akan mampu menaikkan pendapatan per kapita penduduk ranah Minang sebesar 2000 dollar per tahun.

Ketakutan penduduk daerah akan rusaknya budaya oleh kedatangan turis-turis tidaklah beralasan. Pengaruh perusakan dari siaran televisi sangat jauh lebih besar. Turis-turis tidak masuk ke kawasan penduduk. Dengan waktu tinggal hanya beberapa hari, fokus kunjungan mereka lebih ke objek wisata alam, wisata peninggalan sejarah dan wisata pertunjukan kesenian dan budaya. Turis-turispun tidak berkeberatan bila diminta masuk ke ranah Minang dengan pakaian sopan. Mereka cukup dewasa untuk memahami adat setempat.

Mungkin tidak perlu dibicarakan secara rinci apa yang harus dilakukan untuk menyiapkan ranah Minang jadi daerah wisata internasional karena semuanya sudah ada panduan atau
'teori'nya, banyak textbook tentang itu, banyak konsultan yang mampu memberikan arahan.

Yang ingin disampaikan dalam saran pendek ini adalah bagaimana promosinya agar dunia mengenal dan tertarik mengunjungi ranah Minang. Kita sering melihat iklan wisata di CNN seperti 'Truly Malaysia' , demikian juga iklan-iklan gencar lain mengenai Thailand, Egypt dan lain-lain.
Mengingat begitu luasnya Indonesia, maka iklan 'visit Indonesia' jadinya sangat umum. Karena itu tidak kalah pentingnya juga secara khusus mengkampanyekan 'Minang beautiful' atau 'Minang Wow' atau 'lovely Minang' atau slogan lain yang lebih mengambil perhatian. Ciptakan suatu citra unik 'Minang' seperti halnya 'Bali'

Dengan semangat otonomi daerah maka republik ini dengan senang hati mempersilahkan daerah untuk mencari kiat-kiat untuk meningkatkan kemakmurannya, termasuk promosi.

Promosi ini dilakukan secara internasional baik media cetak dan elektronik seperti CNN, BBC, CNBC dan lain-lain yang cakupannya luas. Pengenalan 'Minang' boleh identik dengan
pengenalan Indonesia, tapi bilamana Indonesia yang sangat luas ini, mengalami gangguan di satu daerahnya, maka 'Minang' tidak akan ikut terpengaruh besar. Turis lebih mengenal 'Minang' sebagai Minang dan hanya ingin kepastian bahwa 'Minang' masih tetap aman dan layak kunjung.

Untuk itu tentu diperlukan dana yang besar. Agar pemerintah Sumbar tidak perlu mengeluarkan dana jalan keluar yang dapat dicoba adalah bekerjasama dengan konsultan internasional yang kuat. Mereka dijanjikan keuntungan berupa royalty yang diambilkan dari peningkatan pajak daerah yang berasal dari turisme selama beberapa waktu sampai modal mereka kembali dengan keuntungan yang layak.

Malaysia, dengan waktu cepat mampu menggaet jutaan turis dengan kampanye 'Truly Asia' nya. Makan Insya Allah demikian juga dengan ranah Minang dengan kampanye " Lovely Minang' atau 'Beautiful Minang' nya.

Tentu perlu dicatat bahwa ranah Minang sekaligus juga membenahi diri dengan segala perangkat, baik manusia, keamanan, sistem dan fasilitas, yang mampu menerima turis mancanegara secara berkualitas prima internasional.

Maizar Rahman
Penulis adalah Ketua Dewan Gubernur OPEC(Putra Nagari Batu Palano)

Baca Selengkapnya......

- Sastrawan Minang Maju Karena Watak "Pemberontak"

JAKARTA, SABTU -- Peta sastra Indonesia dari dulu dikuasai orang Minang, karena ada yang membedakannya dengan etnik lain di Indonesia, yaitu watak "pemberontak" dan berpikir merdeka. Begitu juga tokoh-tokoh intelektual asal Minang, mereka memiliki watak yang kukuh dan terang-terangan mengatakan tak setuju dengan penguasa.

Sastrawan dan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat Dr Harris Effendi Thahar mengemukakan hal itu pada seminar Menumbuhkembangkan Bakat dan Kemauan Menulis Karya Sastra di Minangkabau, dalam rangkaian Pameran Buku Nasional, di Jakarta Convention Centre, Sabtu (15/11).

"Pada masa awal perkembangan sastra Indonesia modern, penulis-penulis sastra terkemuka, tanpa menafikan kehadiran penulis-penulis dari etnis lain-- adalah putra-putra Minangkabau, seperti Sutan Takdir Alisjabana, Hamka, Asrul Sani, dan Chairil Anwar," katanya

Harris menjelaskan, menurut sejarah sastra Indonesia permulaan sastra modern Indonesia ditandai oleh terbitnya roman Sitti Nurbaja karya Marah Rusli tahun 1922 oleh penerbit Balai Pustaka. Roman populer Sitti Nurbaja itu ditulus oleh sastrawan asal Minangkabau. Begitu juga roman Salah Asuhan yang ditulis Abdul Muis, juga orang Minangkabau.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sejarah tradisi sastra Indonesia didominasi oleh sastrawan asal Minangkabau. Keberadaan suku bangsa Minangkabau di tengah-tengah suku-suku bangsa lain di Nusantara secara kuantitatif hanyalah etnis yang kecil saja.

Namun, secara kualitatif merupakan etnis "besar" tersebab perannya yang besar dalam proses pembentukan republik ini. "Kebesaran nama tokoh-tokoh politik masa lalu sebenarnya bersinergi dengan keharuman nama tokoh-tokoh sastrawan pada masa itu. Demikian juga halnya dengan tokoh-tokoh pembaharu pemikiran Islam telah membuat citra orang Minangkabau begitu maju di antara etnis lain," papar Harris yang terkenal dengan cerpennya Si Padang.

Citra itu, lanjut Harris, secara positif menyiratkan bahwa budaya Minang yang egaliter membuat masyarakatnya berani bicara dan berpikir merdeka. Dalam masyarakat egaliter, semua orang Minang sama besar, sama kecil, dan sama-sama bebas (berbicara) berpendapat. Semua orang merasa besar tercermin dari gelar-gelar adat yang dimiliki oleh setiap keluarga dan suku. Tak ada gelar yang berkonotasi "rendah", semua terkesan "tinggi".

Semua orang Minang merasa bangsawan, karena di Ranah Minang ketek dibari namo, gadang dibari gala (kecil diberi nama, besar diberi gelar). Menurut Harris, watak pemberontak atau watak penerabas, kadang dianggap orang lain sebagai melawan arus. Padahal, sebenarnya antikemapanan, inovatif, kreatif, dan kukuh dengan pendirian yang berpegang pada filosofi Minangkabau, "alam terkembang jadi guru".

Kasus-kasus yang dialami oleh tokoh-tokoh kelahiran Minang kita di masa lalu seperti Tan Malaka, Hatta, Hamka, Sjahrir, dan Natsir untuk sekadar menyebut beberapa nama, adalah cermin kekukuhan watak kaum intelektual Minang.

"Tan Malaka terang-terangan mengatakan bahwa dirinya tidak sependapat dengan Soekarno. Hatta konsekuen dengan prinsip negara demokrasi, oleh karena itu ia tidak sudi menjadi wakil presiden terlalu lama tanpa ada ketidakpastian pelaksanaan pemilihan umum.

Hamka dipenjarakan Soekarno dan terang-terangan pula tidak sependapat dengan Soeharto. Demikian juga dengan Sjahrir, tidak tunduk dengan sikap otoriter Soekarno dan menerima risiko disingkirkan. Dan, Natsir yang baru-baru ini diakui kepahlawanannya karena sampai akhir hayatnya tidak sependapat dengan Soeharto.

"Semua tokoh yang disebut itu sekaligus juga merupakan penulis-penulis andal," jelas Harris. Watak "pemberontak" dan berpikir merdeka di kalangan sastrawan asal Minang juga dapat dilihat dari karya-karyanya.

Cerpen Robohnya Surau Kami karya AA Navis menggambarkan betapa AA Navis yang dikenal sebagai "raja cemeeh" itu gerah melihat kejunuban pemahaman sebagian masyarakat terhadap agama. Demikian juga halnya Wisran Hadi yang mempertanyakan kembali kebenaran sejarah perjuangan Imam Bonjol melalui karya dramanya Tuanku Imam Bonjol yang mendapat protes keras dari pemerintah daerah dan masyarakat Sumatera Barat di tahun 1995.

Pemberontakan sastrawan-sastrawan terdahulu seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Chairil Anwar, sampai Taufiq Ismail, Hamid Jabbar, Darman Moenir dan Gus ft Sakai yang hidup di abad XXI, terlihat dari karya-karya mereka.

"Iklim budaya egaliter dan antiprimordialisme masyarakat Minangkabau tidak dapat dikesampingkan dalam membentuk watak kepengarangan para sastrawannya. Artinya, tanpa dipupuk pun, ranah Minangkabau tetap melahirkan para penulis bermutu dan sastrawan yang membanggakan, dari zaman ke zaman," katanya.

Tampaknya, sumbangan budaya alam Minangkabau dan keislaman yang dinamis (bukan fanatik) terhadap kelahiran penulis-penulis sastra sejak orang Minang melek huruf, tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi bukan berarti sastrawan-sastrawan Indonesia kelahiran Minangkabau sukses tersebab darah etnis, melainkan karena iklim budaya dan iklim keislaman yang terpatri ke dalam ungkapan: "adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah

Refleksi: Mujur mereka sekalipun berwatak pemberontak tidak dicap separatis seperti di tempat lain di bahagian Timur Kalau sudah dicap separatis berarti pintu penjara sudah terbuka menunggu penghuni baru.

Dikutip dari:http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/16/00224852/Sastrawan.Minang.Maju.Karena.Watak.Pemberontak

Baca Selengkapnya......

- Sejarah Terbentuk Nagari Di Minangkabau

Tambo dan Silsilah Adat Minangkabau
Undang-Undang Tariak Baleh

        Manuruik warih nan bajawek nan takarang dalan tarambo samaso niniak Suri Dirajo, undang simumbang jatuah, duo jo si lamo-lamo lah diluluahkan katanah lakang, tigo jo jo sigamak-gamak lah dihanyuikan kaaia hilia. Sampai kali dikali urek tunggang, dibucuik aka nan manjala, dibongka tunggua nan dibumi, habih bakeh sarato jajak, hilang didalam pamakaian, lipua dihati masyarakat, maso baraliah lah disitu.


       Lah lanyap undang-undang nan tigo, timbua ganti tukarannyo, undang-undang tarimo tariak baleh, kok palu babaleh palu, nan tikam babaleh jo tikam, hutang ameh baia jo ameh, hutang padi baia jo padi, hutang kato baia jo kato. Dari zaman Suri Dirajo babilang maso kamudian sampai ka Datuak Seri Maharajo nan Banego-nego tariak baleh taruih balaku.

Adopun Datuak Seri Maharajo nan banego-nego junjuangan Puti Indajaliah anaknyo baduo bagai balam, sikua jantan sikua batino, nan tuo Sutan Maharajo Basa nan ketek Puti Jamilan. Anak nan sadang ketek-ketek. Wafatlah Datuak Seri Maharajo Dirajo nan Banego-nego mangko tinggalah Puti Indahjaliah sarato anak duo urang. Dek hilang biaso baganti, putuih biaso bauleh, mati Datuak Seri Maharajo Dirajo nan Banego-nego diganti jo Cati Bilang pandai. Adopun Puti Indahjaliah jo Cati Bilang Pandai maadokan anak laki-laki nan banamo si Sutan Balun, jadilah antaro Sutan Maharajo Basa sarato Puti Jamilan jo adiaknyo si Sutan Balun urang saibu balain bapak.

Dek Datuak Seri Maharajo nan Banego-nego undang-undang tariak baleh turun kaanak kanduangnyo nan banamo Sutan Maharajo Basa manggantikan bapaknyo, Sutan Maharajo Basa lah mangaku biang tabuak, nan mangadin gantiang putuih, sesudah Datuak Seri Maharajo nan Banego-nego bapulang karahmahtullah. Sutan Maharajo Basa kokoh mamacik jo manjalankan undang-undang tariak baleh nan diwarisi baliau dari niniak sampai ka bapak. Dek lamo kalamoan nan Sutan Maharajo Basa duduak mamacik tampuak tangkai di Pariangan jo Padang Panjang, gadang lah pulo si Sutan Balun, aka panjang pikiran lanjuik, budi dalam bicaro haluih, manurun warih ayahnyo, nan banamo Cati Bilangpandai. Lorong di Cati Bilangpandai maso Datuak Seri Maharajo nan Banegonego duduak manjadi tampuak tangkai, mangaku banda sabuah, nan mahitam mamutiahkan, tampek batulak mangko bajalan, bakeh kurang minta tukuak, kok singkek minta diuleh, panambah aka jo budi, panukuak paham jo kiro-kiro dek Datuak Seri Maharajo nan Banego-nego. Kalau manuruik buni tambo, nan diri Cati Bilangpandai, asa nan dari jauah bana, dari bangso Sangsekerta. Urang subarang lauik gadang, pueh mambilang taluak rantau, aka cukuik ilimu banyak, pikiran mandaun aua, gudang ulemu jo bicaro. Lah gadang anak kanduangnyo nan banamo si Sutan Balun lalu ditunjuak diajari caro baraka baulemu sampai kapaham jo bicaro.


Dek pandai si Sutan Balun ulemu lah banyak nan dikanduang, tiliak nyato pahamnyo haluih, lah dibao duduak basidang didalam Hukum mahukum atau timbang manimbang didalam koto jo nagari. Dek lamo bakalamoan lah habih maso mudo matah umua manjalang tigo puluah antaro Sutan Maharajo Basa jo diri si Sutan Balun, dek tiliak pandang rang nagari, lah bak intan dengan podi, lah asiang kalabiahan, lain-lain kagadangan, intan cayo nan dalam, nan podi kilek nan labiah, ragu rang banyak kamamiliah.
Dek rakyat di Pariangan sarato jo Padang Panjang lah samo dianjuang tinggi, lah samo diamba gadang, nan sorang lah tampat takuik, nan sorang lah bakeh sangko, badanga kato kaduonyo. Kalau didalam dihalusi, jikok dihindang-hindang bana, tantang ditajam pamikiran,atau dibudi nan marangkak, balabiah yakin rang nagari, io kadiri si Sutan Balun. Sajak dizaman Datuak Suri Dirajo, sampai kamaso niniak Seri Maharajo nan Banegonego, urang lah batambah-tambah, koto lah batambah rami, korong kampuang lah batambah sampik, dicari tenggang jo bicaro, kok sampik patuik dipalapang, nan sasak luruih dipalaweh, alam leba dunia lah lapang, rimbo banyak nan kadirambah, tampek mambuek korong kampuang untuak kakoto jo nagari, hutang malambeh jo malamun, tingga malambang manaruko.

Tatkalo samaso itu tibo parentah dek nan kuaso, dari nan mamacik tampuak nagari, tampuak tangkai koto jo nagari, manyuruah mancari tanah nan elok, nan rancak tampek baladang, bakeh badubo jo batahun, kok bancah jadikan sawah, kok padang bakeh bakabun, Baseraklah urang nan banyaktu, dikaki gunuang Marapi, sabalah mandun jo salatan, sampai kakaki gunuang Sago, nan arah mantari kamambungo lah ditunggu didiami. Sajak mulai bataratak, sampai manjadi koto jo nagari, lah luak panduduak Pariangan sarato padang Panjang pindah katanah nan data. Sampai sakarang iko kini, nan tidak barubah-rubah banamo luak Tanah Data, dek lah kurang urang Pariangan luaknyo ka Tanah Data. Dek lamo kalamoan lah sasak pulo Tanah Data diulang pulo mamindahan, kaum nan banayak akambangan nan lah sunduik manyunduik, lah banyak anak pinaknyo, dibagi-bagi tak basibak, diagiah-agiah tak bacarai. Dicarikan pulo tampek pindahnyo, dilapeh jarah jo paninjau, caro mairik nan batali, ibarat jinjiang nan batangkai, mancari tanah nan subua, nan elok tampek baladang, bakeh badugo jo batahun sarato untuak korong kampuang kajadi koto jo nagari, Lah bajalan urang ampek kaum langkok jo alat pabakalan, sarato pakakeh kaparambah, pai malereng gunuang Marapi pai katimua dengan barat.

Dari mandaki alah malereng, sampai manurun kakakinyo, kabagian sabalah barat, alua mantari katacampuang lah banyak tampek nan elok, nan patuik ditunggui ditanami, Baiakpun lurah jo baluka, bancah barayia untuak sawah, baluka bakeh bataranak, nan lakuak kajadi tabek, alah lah tampak balako, tingga marambah ananami. Lah sampai urang ampek kaumkakaki barat gunuang Marapi situ tatumbuak pajalanan katapi lubuak jo sungai. Aia jania lubuaknyo dalan, kaateh hulu basimpang, kabaruah aia sabuah lah jadi satu ilirannyo, hilia malereng kaki bukik, babatu bakasiak banyak, babelok balingka-lingka. Lubuak banamo Lubuak Agam, mudiak hulunyo bacabang duo, sabuah banamo Sungai Janiah sabuah banamo Batang Tambuo, Nan mulai dari Lubuak Agam hilia lalu kamuaro lakek namonyo Batang Agam sampai sakarang iko kini nan tidak batuka batimbang, namo asa indak barubah, banamo Batang Agam juo. Lah salamat urang nan ampek kaum tibo diranah Lubuak Agam, datanglah kaum nan kaduo, manuruti kaum nan partamo. Lorong nan datang nan kaduo, dari luak Tanah Data, sabanyak ampek kaum pulo, sarato alat kalengkapan.

Salasai kaum nan kaduo, mangiriang kaum katigo, sabanyok ampek kaum pulo manuruik kaum nan dahulu. Panyudahi kaum nan kaampek sabanyak ampek kaum juo, samo manuju ka Lubuak Agam. Tantang parangkatan nan dahulu, iolah kaum nan partamo, masuak karanah Lubuak Agam dari Luak Tanah Data lah baseraknyo disitu, dikaki gunuang Marapi, mancari tanah hutan nan elok , bakeh babuek sawah jo ladang, tampek mandirikan korong kampuang. Disalingka Batang Tambuo, salilik aia sungai janiah, lapeh kakaki bukik nan tinggi, hampia kapinggang gunuang Marapi, bagian ka Timua jo Utaro, diuni dek angkatan nan partamo. Mako jadilah koto jo nagari Agam Biaro, Balai Gurah, sarato Lambah jo Panampuang, sampai ka Canduang jo Lasi, dari puhun lalu kaujuang. Lorong dikaum nan kaduo, mambuek koto jo nagari, sakaliliang kaki bukik nan tinggi, salingka ngarai nan dalam, ampek nagari saedaran. Iyolah Kurai jo anuhampu, Sianok, Koto gadang, urang nan ampek angkek juo, ampek koto nyo dirikan. Urang nan angkek katigo, lah malambeh jo malamun, manaruko sawah jo ladang, kapinggang gunuang Marapi, mahadok mantari katacampuang, sabalah ateh Banuhampu. Dibueklah nagari ampek pulo, iolah Sariak jo Sungai pua, Batu Tagak jo Batu Palano.

Urang angkek nan katigo, ampek juo sakali angkek, parangkatan nan datang panyudahi, sabanyak ampek kaum juo, baserak pulo nyo kasitu, iolah kakai gunuang Singgalang, mambuek nagari ampek pulo, iolah Guguak, Tabeksurojo, Balingka, Koto Pambatan. Baitu kato nan dijawek, uraian pituah guru, nan dikarang ditambo alam, didalam alam Minangkabau. Itu nan angkek pangabisan, ampekampek sakali angkek, banyaknyo ampek kali angkek, jadi katonyo anam baleh, urang Ampek Angkek kasamonyo, Tapi sakarang iko kini, nan lai bak rupo bak namo, hanyolah angkek nan partamo, nan lain tidak tasabuik, nan banamo Ampek Angkek, iyolah Agam Biaro, Balai Gurah, sarato Lambah jo Panampuangan, sampai ka Pasia Canduang jo Lasi, nan Tigo angkek lah tasisiah lah tingga sajo disajarah. Alah salasai Luhak Agam, lah dapek pulo tampek nan elok, dikaki gunuang Sago, bagian timua jo utaro, sampai kalereng Gunuang Bongsu, salilik Batang Lampasi, Salingka Batang Sinama, saedaran Batang Agam, tanah data ranahnyo laweh, banyak bancah kajadi sawah, utang malambang manaruko, tingga dek urang kamangakok. Pihak dininiak maso itu nan mamacik tampuak maso itu, disiapkan kaum nan kapindah, dibagi kaum nan banyak, nan lah kambang balabihan, lah sajuik sawah jo ladang, kaum banyak sawah lah sudah, tak dapek manukuak lai, itulah urang nan dibagi, diagiah-agiah tak bacarai. Sampai sakarang iko kini, itu nan disabuik urang, banamo panjang bakaratan, atau laweh basibiran. Rantangan banyak nan kapindah, dari Luhak Tanah Data kalereng utaro Gunuang sago. Adolah limo puluah kaum, cukuik jo alat pabakanyo, langkok jo tukang jo nan pandai, sarato jo dukun pandai ubek, samo barangkek kasamonyo, manuju lereng Gunuang Sago, manurun antaro Gunuang Marapi jo Gunuang Sago, batamu lurah dituruni, sampai katapi Batang Agam, Disubarang Batang Agam hari patang malampun tibo, samo barantilah disitu, urang nan limo puluah kaum. Mamun barisuak pagi hari, saat malangkah nan lah tibo, maso bajalan nan lah datang, bakumpualah urang nan limo puluah kaum, nak salangkahnyo bajalan, nak sabondong samo lalu, nak sasentak samo suruik, lah himpun urang nan banyak tu, sampai dihetong banyak kaum, hilanglah urang limo kaum. Kato satangah ahli adat, urang nan hilang duo kaum, satu Datuak Mureka Panjang Jangguik, kaduo Datuak Mureka Putia Gigi.

Nan Datuak Mureka Panjang Jangguik sarato rombongan jo kaumnyo tapasah ka Kampa kiri, nan Datuak Mureka Putiah Gigi tapasah ka Kampa kanan, Adopun dek urang nan bapandapek, hilang limo buah kaum, namo nan indak tatunjuakan, gala nan indak takatokan. Hanyo pandapekan balimo, limo koto dibueknyo, kasinan kaum tu bajalannyo, iyo ka Kuok jo Bangkinang, ka Salo jo Aia Tirih, limo jo ka Rumbio, tapi nan namo jo gala indak tatunjuak takatokan. Sabab karano nan bak kian, luak lah urang nan limo puluah kaum, sabanyak limo atau duo kaum, bacarai ditangah Padang Siantah, hilang nan balun tantu rimbo, kok hanyuik nan balun tantu sungai, lah lamo mangko katahuan, lah sudah nagari kasamonyo, lah sampai tampuah manampuah, lah samo jalang manjalang, situlah baru mako tahu. Itulah asa jo mulonyo, disabuik luak Limo Puluah sabab lah hilang sabagian, dalam nan limo puluah kaum. Sampai sakarang iko kini, tidaklah lipua dek hujan, nan tidak lakang dek paneh, manjadi namo nan usali, banamo luak nan tigo. Satu luak Tanah Data, luak (kurang) urang Pariangan Padang Panjang, pindah katanah nan data. Kaduo luak Lubuak Agam, luak (kurang) urang Pariangan Padang Panjang jo urang Tanah Data, pindahnyo ampek kali angkek karanah Lubuak Agam. Nan Bongsu luak Limopuluah, luak (kurang) urang Pariangan Padang Panjang, pindah kakaki Gunuang Sago sabanyak limo puluah kaum. Baitulah warih nan dijawek, dari niniak nan dahulu nan takarang ditarambo. Dimaso Sutan Maharajo Basa sarato jo Sutan Balun, luak nan tigo alah badiri, tariak baleh alah balaku. Hanyo lainnyo dari kini, iyolah warih katurunan, tidak pusako dari mamak, bukan babanso dari ibu, hanyo pusako dari bapak kok banso baitu pulo.


Catatan:
Tambo dan silsilah adat Minangkabau ini ditulis ulang menurut aslinya dari buku karangan, B. Datuak Nagari Basa. Terbitan CV. Eleonora, Payakumbuh

Diambil dari : http://minangmedia.com/index.php?module=subjects&func=printpage&pageid=1&scope=all

Baca Selengkapnya......

- Objek wisata Batu Palano


Kecamatan Sungai Puar Kabupaten Agam banyak menyimpan obyek wisata, khususnya objek wisata sejarah, wisata alam dan wisata religi. Namun, potensi itu belum tergarap maksimal karena belum adanya investor yang melirik kecamatan itu.

Camat Sungai Puar I Putu Venda kepada padangmedia.com mengaku, sebulan terakhir ia sibuk mengunjungi potensi-potensi alam yang bisa dijadikan objek wisata di kecamatan yang ia pimpin.

Dalam pantauannya, camat melihat besarnya potensi alam yang ada di Nagari Batu Palano, yang juga berada di kawasan Kecamatan Sungai Puar. Disebut Batu Palano, karena di daerah itu ada satu situs yang persis seperti pelana kuda(lihat gbr dibawah). Begitupun, di Tabek Aia Asin(kolam airnya terasa asin),satu2nya didunia air tabek(kolam) rasa nya asin seperti air laut, konon tabek(kolam) itu bisa menyembuhkan penyakit gatal-gatal. Ada juga perumahan Demang Belanda yang dibangun pada zaman penjajahan masih terawat baik.

Sementara di Nagari Sungai Pua, ada Batu Menangis, Air Terjun Badorai, Tabek Keramat. Disebut keramat, karena apabila kepala dilongokan ke dalam tabek itu konon air tabek akan menarik orang itu laksana magnet manarik besi. Begitu juga di Nagari Batagak, ada Batu Tagak serta banyak lagi potensi wisata yang belum terungkap dan butuh tangan-tangan pemerintah untuk melestarikannya.

“Sayang sekali, semua potensi itu belum mampu kami kembangkan,” katanya.

Setelah menyaksikan semua kondisi itu, camat Sungai Puar berjanji akan mengkoordinasikan pelestarian beberapa potensi alam untuk dijadikan obyek wisata. Dia berharap pihak-pihak berwenang dapat mengelola objek wisata tersebut untuk diekspose ke luar Agam.

Tanah Lapang tempat ADU KERBAU


BATU YANG BERBENTUK PELANA KUDA

Baca Selengkapnya......